Narasi yang selalu diulang adalah: "Bangsa ini kalah karena malas, korup, konsumtif, dan tidak kompetitif."
Padahal, data menunjukkan bahwa kekalahan ini bukan alami kita dikondisikan kalah melalui struktur ekonomi global yang tidak pernah dirancang agar negara berkembang menang. Sistem ini menempatkan Indonesia sebagai pasar, pemasok bahan mentah, dan objek utang.
Per 2024, utang pemerintah Indonesia tercatat sekitar Rp 8.300 triliun. Masalah utama bukan hanya jumlahnya, tetapi bunga yang harus dibayar setiap tahun.
Jika pokok utang tidak berkurang dan bunga terus ditanggung APBN, negara bekerja hanya untuk mempertahankan status quo bukan menciptakan kesejahteraan.
📊 Data Pembayaran Bunga dan Utang Indonesia (2020–2024)
| Tahun | Total Utang (Rp T) | Pembayaran Bunga (Rp T) | Persentase APBN |
|---|---|---|---|
| 2020 | 6.074 | 315 | 19% |
| 2021 | 6.908 | 375 | 20% |
| 2022 | 7.733 | 441 | 21% |
| 2023 | 8.316 | 487 | 22% |
| 2024 | 8.300+ | 510 | 23% |
Tren jelas: utang naik, bunga naik, beban APBN naik.
Ini menciptakan tax burden permanen hanya untuk menjaga kenyamanan kreditor global.
Fenomena ini tidak unik di Indonesia. Hampir seluruh negara berkembang berada dalam pola serupa: utang membengkak, APBN tersedot, dan kebijakan fiskal diarahkan bukan untuk rakyat, tetapi agar sistem utang global tetap bekerja.
Ini menunjukkan bahwa negara mengalirkan dana publik kepada pemilik modal finansial, bukan kepada rakyat.
Utang sebagai Mekanisme Transfer Kekayaan
Setiap pembayaran bunga adalah pemindahan kekayaan dari publik ke swasta global. Negara memungut pajak dari rakyat, tetapi hasilnya mengalir ke pemilik obligasi.
Mayoritas obligasi Indonesia dimiliki lembaga keuangan besar—bank internasional, manajer investasi global, dan institusi finansial multinasional. Artinya: uang rakyat secara rutin mengalir keluar negeri. Inilah kolonialisme modern: tanpa kapal perang, cukup dengan bunga.
Utang tidak turun meski bunga dibayar setiap tahun. Ini disebut debt trap equilibrium kondisi jebakan stabil yang tidak memberikan jalan keluar.
Rakyat Disalahkan, Sistem Disembunyikan
Narasi “kita kalah karena malas” adalah propaganda struktural. Kapitalisme global butuh kambing hitam. Karena itu rakyat diberi narasi moral, seolah masalahnya ada pada etos kerja, bukan pada sistem.
Sementara faktanya:
- moneter dikendalikan pasar global
- utang berbunga menciptakan ketergantungan permanen
- pajak menjadi beban rutin rakyat
- fiskal diarahkan ke pemilik modal
Dalam struktur seperti ini, kerja keras individu tidak akan mengubah nasib bangsa. Struktur menggilas siapa pun, baik atau buruk.
Utang Berbunga adalah Instrumen Penjajahan
Dalam pandangan Islam, riba bukan sekadar kesalahan moral, tetapi instrumen eksploitasi ekonomi. Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menegaskan bahwa riba adalah alat kolonialisme yang menjerat negara dalam ketergantungan struktural.
Riba memindahkan kekayaan bukan melalui produksi, tetapi melalui pemaksaan finansial. Karena itu syariah tidak hanya mengharamkan riba pada level individu, tetapi juga mengharamkan negara membangun sistem fiskal berbasis riba, karena itu berarti tunduk pada kekuatan asing.
"Riba adalah sebab utama hancurnya perekonomian dan akhlak manusia, karena ia didasarkan pada eksploitasi tanpa usaha dan risiko."
— Taqiyuddin an-Nabhani, At-Takattul al-Hizbi
Allah berfirman:
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah..."
(QS. Al-Baqarah: 276)
Ayat ini bukan hanya pernyataan spiritual, tetapi analisis ekonomi: riba menciptakan ketidakstabilan dan kehancuran; sedekah menciptakan keberkahan dan pertumbuhan.
Syaikh An-Nabhani menegaskan bahwa sumber daya alam, khususnya yang menjadi hajat publik atau memiliki cadangan besar, adalah milik umum (al-milkiyah al-‘ammah).
Negara tidak boleh menyerahkan pengelolaan SDA kepada korporasi asing atau swasta. Ketika SDA diserahkan kepada oligarki, negara kehilangan kemandirian fiskal.
"Segala sesuatu yang menjadi hajat publik atau memiliki cadangan melimpah adalah milik umum, dan negara wajib mengelolanya untuk kemaslahatan umat."
— Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam
Dalam ekonomi Islam, SDA menjadi sumber pemasukan negara menggantikan utang dan pajak permanen. Kapitalisme menjadikan SDA komoditas; Islam menjadikannya fondasi kemandirian negara.
Solusi Komprehensif Menurut Sistem Ekonomi Islam
- Penghapusan total transaksi berbasis riba dalam negara
- Pengelolaan SDA sebagai milik umum
- Pembatasan pajak hanya saat defisit
- Redistribusi kekayaan melalui zakat
- Larangan privatisasi sektor vital
- Sistem mata uang berbasis aset riil
- Pengembangan industri strategis domestik
Dengan ini, negara tidak membutuhkan utang dan tidak tunduk pada kolonialisme finansial.
Penutup: Mengakhiri Peradaban Hutang
Ada dua model peradaban:
- Peradaban kapitalis: hidup dengan hutang, dikuasai bunga
- Peradaban Islam: hidup dari produksi, dikuasai syariah
Selama ekonomi Indonesia berdiri di atas hutang, maka yang dibangun bukan kedaulatan, melainkan ketergantungan.
Kita tidak kalah karena lemah kita kalah karena gelanggangnya dimiringkan.
Jika paradigma tidak diubah, sekeras apa pun bangsa ini bekerja, hasilnya akan terus mengalir ke pusat modal global.
Dari ekonomi berbasis bunga menuju ekonomi berbasis keberkahan.
Islam bukan hanya memberi solusi teknis. Islam menawarkan peradaban yang menjamin kemandirian.
Referensi Data
- Kementerian Keuangan RI – APBN KiTa (2020–2024)
- Bank Indonesia – Statistik Utang Luar Negeri
- Indonesia Debt Management Office (DMO)
- Laporan Ekonomi Indonesia 2023–2024
- Nota Keuangan APBN 2022–2024
- World Bank Debt Statistics
- IMF Debt Sustainability Framework
- Taqiyuddin An-Nabhani, Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam
- Taqiyuddin An-Nabhani, At-Takattul al-Hizbi
- Taqiyuddin An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustur
Rekomendasi Bacaan
KITAB SISTEM EKONOMI ISLAM TERJEMAHAN
Buku Sistem Ekonomi Islam ini merupakan kekayaan pemikiran Islam yang sangat berharga dan amat langka. Sebab, buku ini merupakan buku pertama pada zaman sekarang, yang mampu menjelaskan fakta ekonomi Islam secara jelas dan gambling
Cek di Shopee
Buku Sistem ekonomi dunia
Buku Sistem ekonomi dunia yang ditulis dengan bahasa yang renyah dan mudah dipahami, cocok untuk pembaca umum.
Cek di Shopee