Sering kali kita berpikir bahwa dakwah hanyalah tugas para ustaz, para ulama, atau mereka yang sudah menguasai ilmu agama secara mendalam. Kita merasa belum pantas, belum siap, atau belum cukup ilmu. Padahal, pemikiran seperti itulah yang sering kali membuat dakwah terhenti di tengah jalan.
Padahal sesungguhnya dakwah adalah kewajiban setiap Muslim, sesuai dengan kadar kemampuan dan pengetahuannya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً" “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. al-Bukhari)
Hadist ini tidak menuntut kesempurnaan ilmu. Ia hanya menuntut keikhlasan untuk menyampaikan apa yang telah kita tahu sekecil apa pun itu.
Dakwah, Jalan untuk Memperbaiki Diri
Banyak yang mengira bahwa terjun dalam arena berdakwah adalah bagi orang yang sudah sempurna. Padahal sebaliknya dakwah adalah jalan untuk memperbaiki diri.
Ketika kita menyampaikan kebaikan, kita sedang menasihati diri sendiri. Ketika kita mengingatkan orang lain agar sabar, kita juga sedang diajari untuk sabar. Dakwah adalah cermin: ia mengembalikan cahaya nasihat kepada hati kita sendiri.
Al-Hasan al-Bashri رحمه الله berkata:
"إِنَّمَا الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ أَخِيهِ، يَنْصَحُهُ فِي السِّرِّ وَيَرْحَمُهُ فِي الْعَلَانِيَةِ." “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya; ia menasihatinya secara tersembunyi dan menyayanginya secara terbuka.”
Jangan Lewatkan Kesempatan Amal Jariyah
Setiap kata baik yang kita sampaikan, setiap hati yang tersentuh oleh pesan yang lahir dari keikhlasan akan menjadi amal jariah yang terus mengalir pahalanya bahkan setelah kita tiada.
ﷺ bersabda:
"إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ." “Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Dan apa yang lebih berharga dari ilmu yang bermanfaat yang disebarkan dengan niat ikhlas?
Dakwah adalah jalan yang ditempuh oleh para nabi, para sahabat, dan orang-orang saleh setelah mereka. Mereka mengorbankan waktu, harta, bahkan nyawa bukan untuk kemuliaan pribadi, tapi untuk meneruskan cahaya petunjuk ke hati manusia.
Ibn al-Qayyim رحمه الله berkata:
Maka, ketika kita mengambil bagian dalam dakwah sekecil apa pun itu apapaun kontribusi kita sesungguhnya sedang meniti jalan para pewaris nabi.
Dakwah bukan hanya berbicara di podium atau memberi ceramah di depan banyak orang. Dakwah juga bisa dilakukan lewat senyum yang tulus, nasihat lembut kepada teman, tulisan yang mengingatkan, atau perbuatan yang menunjukkan akhlak Islami.
Imam al-Ghazali رحمه الله berkata:
Maksudnya, dakwahkan Islam dengan perilakumu yang mencerminkan kebenaran dan kasih sayang.
Andai tidak ada dakwah, Islam tidak akan sampai kepada kita. Dan andai dakwah berhenti, maka cahaya Islam akan perlahan padam di tengah umat manusia.
Setiap generasi Muslim hidup dan mengenal agama karena ada yang menyampaikan. Maka, bila generasi ini berhenti berdakwah, generasi setelah kita akan hidup tanpa cahaya Islam. Dakwah adalah nafas kehidupan umat ini.
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani رحمه الله berkata:
Maka wahai saudaraku, jangan tunggu sampai engkau merasa sempurna untuk berdakwah, sebab kesempurnaan tidak akan datang sebelum engkau melangkah.
Mulailah dari yang kecil, dari yang engkau tahu, dari yang engkau bisa.
Karena mungkin, satu kalimatmu yang sederhana bisa menjadi sebab seseorang mengenal Tuhannya dan itulah amal yang abadi. ✦ Kaffah Media — Wawasan, Dakwah, Kajian, dan Berita Islami ✦ Dapatkan artikel dakwah, kajian, dan berita Islami terbaru langsung di ponsel Anda. Jalan orsng orang Mulia
"الدُّعَاةُ إِلَى اللهِ هُمْ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ."
“Para dai yang menyeru kepada Allah adalah pewaris para nabi.”
Dakwah Tak Selalu di Mimbar
"كُنْ دَاعِيًا إِلَى اللهِ وَأَنْتَ صَامِتٌ."
“Jadilah penyeru kepada Allah meskipun engkau diam.”
Dakwah, Nafas Kehidupan Islam
"الدَّعْوَةُ إِلَى الإِسْلَامِ فَرِيضَةٌ عَظِيمَةٌ، بِهَا تَحْيَا الأُمَّةُ وَتَبْقَى."
“Dakwah kepada Islam adalah kewajiban agung; dengan dakwahlah umat ini hidup dan tetap ada.”
Penutup
"وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ"
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)’.”
(QS. Fussilat: 33)
Ikuti Kaffah Media di Telegram
Gabung ke Kanal Kami